Selamat Datang di situs resmi Pengurus Daerah Pelajar Islam Indonesia, kabupaten kutai kartanegara selamat menikmati, bersama etam membangun pelajar dengan berbasis imtaq dan iptek di odah kita.

KONFRENSI WILAYAH KALTIM KE 15

pemilihan dan pelantikan pengurus wilayah periode 2011-2013.

Lambang PII, dan badan otonom serta Keluarga Besar

sejak 1947 berkiprah memajukan pendidikan di indonesia

Peringatan Hari jadi PII tahun 2012

Mengundang dai kondang "ustadz Azhari nasution" dai muda pilihan ANTV

Aksi Kemanusiaan

Galang Dana Untuk Korban kebakaran

Dialog pelajar

bekerjasama dengan korps brigade PII kaltim dalam rangka hari pahlawan

Agenda Selanjutnya Leadership Basic Training di Tenggarong, Kutai Kartanegara SMA Negeri 2 Tenggarong. Pada Tanggal 25 - 31 Juli 2012

Jumat, 20 Juli 2012

Tak Seperti Sore Biasanya


Sore itu seperti sore biasa, Mia pulang terlambat dari sekolahnya. Kegiatan ekstra kulikuler SMA banyak menyita waktunya akhir-akhir ini. Dia membuka pintu dengan lemas dan segera menuju dapur. Berharap segelas air putih, bisa meyejukkan tenggorokannya yang kering. Belum dia menyentuh ketel air yang berwarna biru itu, langkahnya terhenti. Dia melihat ibunya tertidur diatas sofa, di pojok ruang makan itu.tangan ibunya masih memegang celemek yang dia pakai jika memasak.

Wajah ibunya yang dimakan usia tersirat hidupnya yang getir. Setiap hari tanpa henti mengupas bumbu dapur lalu menjualnya kerumah makan. Harga yang didapat tidak pernah sebanding dengan keringat dan luka yang membekas dijarinya. Mata mia berkaca-kaca, dia mendekati ibunya lalu mencium keningnya.

"ibu, aku pulang." sapa mia dengan lembut, lalu dia bermanja, memijat kaki ibunya perlahan.

"ibu ketiduran ya?" beliau tersipu, lalu mengelus rambut anak perempuannya itu.

"pindah kekamar bu, biar aku yang melanjutkan pekerjaan ibu" kata mia.

"jangan, kau buat saja PR-mu. ibu sudah tidak lelah lagi." ibunya lalu berdiri.

"ibu, aku saja." mia merengek.

Ibunya menggelengkan kepala. Jika dia diam artinya dia serius. Mia yang sedikit kecewa. Duduk di meja makan dan mengeluarkan bukunya. Ibunya tersenyum melihat anak perempuannya mulai belajar. Karena bagi dirinya ilmu adalah misteri. Dia tidak bisa membaca dan menulis. Karena itu dia mempunyai hasrat yang kuat, agar anaknya tidak bernasib seperti dirinya. Mia terkejut, teh hangat dan manis kini ada didepannya. Ibunya yang diam-diam membelakanginya ternyata membuatnya teh kesukaannya.

Sore itu masih seperti biasa samapai seorang lelaki mabuk datang dan berteriak-teriak.
"istriku, mana istriku yang ke tiga ini bersembunyi" lelaki itu berjalan oleng dan menjatuhkan beberapa keramik.

"itu ayahmu, mia, kau masuklah kekamarmu. sembunyi" ibunya panik. Mia pun bereaksi refleks. Karena hal ini sudah dilakukannya sejak masih kecil. Mia duduk dipojok kamarnya, memeluk bantal, memejamkan mata tapi telinganya mencuri dengar.

"mana uang itu?, ke***at" ayah mia memaki ibunya.

"ampun pak, uang itu untuk mia sekolah. jangan pak" ibu mia memelas.

"ja****m, anak itu tidak perlu sekolah. kau kawin kan saja dia." lalu terdengar suara tamparan yang keras.

"jangan pak. pukul saja aku sepuasmu, tapi jangan renggut masa depan mia." ibunya memelas lagi.

PRAAKKKKKK, suara pecahan kaca terhempas. Mia semakn mengerut. Lalu terdengar suara orang yang berlari. Tapi suara ibunya tak terdengar sama sekali.

Mia keluar kamar dengan tubuh gemetar, dia perlahan mendekati kamar ibunya. Gemetar tubuh mia terhenti. Dia terhempas kelantai melihat tubuh ibunya. Darah mengalir dikepala ibunya.  Tubuhnya mulai basah karena darah. Tangan ibunya masih menggenggam beberapa helai uang ribuan. Uang yang akan menjanjikan masa depan Mia. Dia tertegun, orang yang paling dicintai dan disayangnya kini terbaring tak bernyawa.

Seperti orang kehilangan jiwa mia berjalan pelan menuju dapur. Diambilnya pisau yang masih tergeletak dilantai. Lalu dia berjalan pelan keluar rumahnya seperti tidak ada apa-apa. Didalam kepalanya saat ini. Hanya ada satu hal.

Mengeluarkan hati ayahnya yang menurutnya tak pernah dipakai.

10 Hikmah Puasa Ramadhan


Ketika bulan ramadhan seperti ini kita selalu berpikir apa hikmah yang kita dapat setelah berjuang puasa seharian. berikut adalah 10 hikmah puasa ramadhan :


1. Bulan Ramadhan bulan melatih diri untuk disiplin waktu. Dalam tiga puluh hari kita dilatih disiplin bagai tentara, waktu bangun kita bangun, waktu makan kita makan, waktu menahan kita sholat, waktu berbuka kita berbuka, waktu sholat tarawih, iktikaf, baca qur'an kita lakukan sesuai waktunya. Bukankah itu disiplin waktu namanya? Ya kita dilatih dengan sangat disiplin, kecuali orang tidak mau ikut latihan ini.
2. Bulan Ramadhan bulan yang menunjukkan pada manusia untuk seimbang dalam hidup. Di bulan Ramadhan kita bersemangat untuk menambah amal-amal ibadah,
dan amal-amal sunat. Artinya kita menahan diri atas satu pekerjaan yang monoton dan lalai beribadah kepadaNya. Orang yang lalai atas mengingat Allah, selalu asyik dengan pekerjaannya, sehingga waktu istirahat siang, sholat, dan makan sering terabaikan. Atau waktu yang seharusnya dipakai untuk beribadah kepada Allah dipakai untuk makan siang bersama kekasih. Sholat? tinggal. Di bulan Ramadhan kita diajarka hidup seimbang, antara pekerjaan, dan Ibadah. Pekerjaan untuk kepentingan dunia dan Ibadah untuk kepentingan Akhirat.
3. Bulan Ramadhan adalah bulan yang mengajarkan Manusia akan pentingnya arti persaudaraan, dan silaturahmi. Di keluarga orang yang tidak mengerti akan arti persaudaraan. Persaudaraan di keluarga tidak begitu akrab, adik beradik bertengkar, Ibu dan Ayah kadang saling tidak memperhatikan. Persaudaraan dari Gang Jalanan, banyak juga perkelahiannya. Persaudaraan atas satu kelompok, satu bangsa, satu tanah air, hanya selogan dan nama, kurang sekali mendapat makna. Dalam Islam ada persaudaraan sesama muslim, akan tampak jelas jika berada dibulan Ramadhan, Orang memberikan tajil perbukaan puasa gratis. Sholat bersama di masjid, memberi ilmu islam dan banyak ilmu Islam di setiap ceramah dan diskusi keagamaan yang dilaksanakan di Masjid. Semuanya didapat gratis tanpa bayaran. Sesama muslim saling bersalaman, bercengkrama saling menanyakan kabar. Sama-sama sholat tarawih tadarus dengan saling mengajarkan Qur'an, dan banyak makanan sedekah di Masjid. Ya tentunya Gratis. Persaudaraan sesama muslim sebenarnya punya pelajaran dan bab khusus, ada ayat qur'an tentang persaudaraan, ada banyak hadits nabi, tetapi jarang diperhatikan orang betapa pentingnya arti persaudaraan itu. Tetapi dibulan Ramadha ia akan tampak dengan sendirinya.
4. Bulan Ramadhan mengajarkan agar peduli pada orang lain yang lemah. Di bulan Ramadhan kita puasa, merasaka lapar dan dahaga, mengingatkan kita betapa sedihnya nasib orang yang tidak berpunya, orang terlantar, anak yatim yang tiada orang tuanya, fakir miskin yang hidup di tempat yang tidak layak. Apakah kita tidak merasa prihatin? Sehingga kita peduli untuk membantu saudara-saudara kita yang kelaparan. Baik karena kondisi ekonomi, atau disebabkan bencana Alam. Allah menyindir orang yang tidak peduli pada nasib orang lain yang miskin sebagai pendusta Agama. Juga Allah mengataka orang yang tidak peduli dengan nasib fakir miskin dan anak yatim sebagai orang yang tidak mempergunakan potensi pancaindranya untuk melihat keadaan sekelilingnya. Orang yang tidak peduli dengan orang lain juga disebut sebagai orang yang salah menilai atau memandang kehidupan.
5. Bulan Ramadhan mengajarkan akan adanya tujuan setiap perbuatan dalam kehidupan. Di bulan puasa kita diharuskan sungguh-sungguh dalam beribadah, menetapkan niat yang juga berisi tujuan kenapa dilakukannya puasa. Tuajuan puasa adalah untuk melatih diri kita agar dapat menghindari dosa-dosa di hari yang lain di luar bulan Ramadhan. Kalau tujuan tercapai maka puasa berhasil. Tapi jika tujuannya gagal maka puasa tidak ada arti apa-apa. Jadi kita terbiasa berorientasi kepada tujuan dalam melakukan segala macam amal ibadah.
6. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita hidup ini harus selalu mempunyai nilai ibadah. Setiap langkah kaki menuju masjid ibadah, menolong orang ibadah, berbuat adil pada manusia ibadah, tersenyum pada saudara ibadah, membuang duri di jalan ibadah, sampai tidurnya orang puasa ibadah, sehingga segala sesuatu dapat dijadikan ibadah. Sehingga kita terbiasa hidup dalam ibadah. Artinya semua dapat bernilai ibadah.
7. Bulan Ramadhan melatih diri kita untuk selalu berhati-hati dalam setiap perbuatan, terutama yang mengandung dosa. Dibulan Ramadhan kita berpuasa. Kita menahan Lapar dan dahaga. Bukan itu saja. Tetapi juga menahan segala yang dapat membatalkan puasa, juga segala yang dapat merusak puasa. Terutama hal-hal yang dapat menimbulkan dosa. Sehingga di dalam bulan Ramadhan kita dapat terbiasa dan terlatih untuk menghindari dosa-dosa kita agar kita senantiasa bersih dari perbuatan yang dapat menimbulkan dosa. Latihan ini menimbulkan kemajuan positif bagi kita jika diluar bulan Ramadhan kita juga dapat menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan dosa seperti bergunjing, berkata kotor, berbohong, memandang yang dapat menimbulkan dosa, dan lain sebagainya.
8. Bulan Ramadhan melatih kita untuk selalu tabah dalam berbagai halangan dan rintangan. Dalam Puasa di bulan Ramadhan kita dibiasakan menahan yang tidak baik dilakukan. Misalnya marah-marah, berburuk sangka, dan dianjurkan sifat Sabar atas segala perbuatan orang lain kepada kita. Misalkan ada orang yang menggunjingkan kita, atau mungkin meruncing pada Fitnah, tetapi kita tetap Sabar karena kita dalam keadaan Puasa. Dengan Sabar hasutan Syeitan untuk memperuncing konflik menjadi gagal. Kitalah pemenangnya dari godaan Syeitan tersebut. Masalah orang menggunjing, memfitnah, biarlah itu jadi dosa-dosanya, janganlah kita ikut berdosa dengan dosa orang lain.
9. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita akan arti hidup hemat dan sederhana. Setiap hari kita membeli kue dan minuman untuk berbuka puasa. Dari sekian banya kue dan minuman yang kita beli. Hanya minuman segelas teh buatan kita sendiri yang diminum. Yang lain banyak tertinggal dan sebagian terbuang keesokan harinya. Hal ini menyadarkan kita, bahwa apa yang kita beli banyak-banyak sebelum berbuka, hanyalah hawa nafsu saja. Kebutuhan kita hanyalah segelas teh manis! Mengapa kita harus membeli banyak-banyak minuman dan kue-kue yang akhirnya tidak kita makan? Hal ini menyadarkan kita betapa kita harus hemat, membeli sekedar yang dibutuhkan. Kelebihan uang yang kita punyai mungkin dapat kita sedekahkan bagi yang lebih membutuhkan.
10. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita akan pentingnya rasa syukur kita, atas nikmat-nikmat yang diberikan pada kita. Rasa syukur kita akan adanya nikmat makanan yang telah kita punyai terasa ketika kita puasa. Kita merasakan lapar, tetapi kita masih mempunyai makanan. Bagaimana dengan orang yang merasakan lapar tetapi bukan karena ia juga puasa, tetapi karena memang tidak punya makanan? Kita sakit, kita dapat makan obat ketika buka, tetapi bagaimana dengan orang yang tidak punya obat, ketika ia sakit? Kita enak, ketika kita puasa merasa lapar dan haus, kita lengahkan dengan menonton televisi atau hal-hal lain seperti internet. Bagaimana dengan orang ketika ia lapa dan haus mereka lengahkan lapar dan hausnya dengan bekerja memenuhi tuntutan majikannya? Bukan karena memang tidak punya televisi atau internet, tetapi karena tuntutan hidup, yang mengharuskan ia bekerja untuk makan hari ini dan hari ketika ia tidak bekerja. Tidakkah harusnya kita bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan pada kita?

Rabu, 18 Juli 2012

Dahlan Orasi Kebangsaan di Muknas PII

TIBA DI BANDARA : Metri BUMN Dahlan Iskan, disambut, pimpunan Radar Sulteng Kamil Badrun AR (kanan) di Bandara Mutiara Palu, serta sejumlah anggota PII. Kehadiran Dahlan Iskan di Palu dalam rangka menghadiri Muktamar PII , Kamis (11/7)

PALU- Sosok Dahlan Iskan menjadi pusat perhatian pada Muktamar Nasional (Muknas) ke-28 Pelajar Islam Indonesia (PII) di Gedung Pertunjukan Taman Budaya Sulawesi Tengah, Palu, sore kemarin (11/7). Menteri BUMN RI tersebut, memberikan orasi kebangsaan di hadapan para peserta Muknas yang datang dari berbagai penjuru Indonesia.
Sebagai aktivis PII era 1970-an, Dahlan membuka orasinya dengan bernostalgia terlebih dahulu. Dia menceritakan tentang aktivitasnya di PII dan bagaimana dirinya pasca “uzlah” dari PII,  serta perjalanan hidupnya  hingga kini secara singkat.
Secara umum, Dahlan memberikan motivasi kepada para pengurus PII yang rata-rata adalah pelajar dan mahasiswa. Dia menekankan bahwa yang terpenting bagi pribadi seseorang adalah integritas dan karakter. Dua hal tersebut adalah kunci dari beberapa syarat untuk menjadi sukses dalam kehidupan. Termasuk untuk mencapai tujuan sesuai tema Muknas, yakni Kader Umat, Bermanfaat dan Bermartabat.
Dahlan mengakui walau dia lahir dalam keluarga miskin, namun itu tidak membuatnya lantas menjadi kecil. Dia mengaku  tetap bersemangat dan bertekad untuk mengambil peran dalam kehidupan. Keinginannya itu semakin kuat setelah meninggalkan PII dan menekuni bidang jurnalistik sebagai wartawan, profesi yang diakuinya mengantarkannya pada pencapaiannya saat ini. “Integritas itu suatu prinsip yang dipegang secara independen dan terus menerus,” jelasnya.
Dia menambahkan, integritas sangat berkaitan dengan nilai seseorang. Karakter pun demikian. Orang terlebih dahulu harus bersikap jujur, sebab menurut Dahlan track record seseorang dapat dilacak melalui tingkah lakunya di masa lalu. Jika terdapat cacat, maka akan sulit dipercaya dan diamanahkan sebuah peran yang besar. Hal itu diakui Dahlan terus dijaganya hingga kini dipercayakan oleh presiden menjadi menteri.
Dahlan juga mendorong agar aktivis organisasi agar tidak senang berlama-lama mengurusi lembaga. Yang perlu dilakukan adalah tindakan nyata dan jangan terjebak pada dialog panjang. Dahlan menyarankan agar segera berbuat dan mengambil peran penting di masyarakat. Apalagi jika berbicara tentang solusi atas permasalahan bangsa.
“Banyak yang bilang bisa atau tidak bisa, tetapi yang sebenarnya adalah mau atau tidak. Keberhasilan ada ketika kita mau. Jadi berbuat dulu dan lakukan dengan sungguh-sungguh,” tegas mantan Dirut PLN ini.
Pada kesempatan itu, Dahlan menyempatkan berdialog dengan 10 orang peserta dan undangan sekitar 1 jam lebih. Selama dialog, Dahlan didampingi perwakilan KB PII dan  Ketua PB PII.
Setelah berdialog, Dahlan menyempatkan diri salat Ashar di masjid terapung di depan SPBU Lere dan sidak mendadak ke PT Palindo di Pelabuhan Pantoloan, Palu Utara. Setelah itu mantan Dirut PLN tersebut langsung bertolak ke Jakarta Rabu malam, (11/7).
Soal Keinginan Jadi Capres di 2014
Di Muknas ke-28 PII, Dahlan Iskan, tidak menjawab ya atau tidak saat menjawab pertanyaan jika dirinya berkeinginan menjadi calon presiden (Capres) RI pada 2014 mendatang. Dahlan, sapaan akrabnya, hanya memberikan jawaban diplomatis yang menurutnya  sesuai dengan kondisi yang dihadapinya saat ini. Dahlan mengungkapkan, secara teoritis, saat ini dirinya tidak bisa mencalonkan diri sebagai presiden.
Pasalnya, dirinya berasal dari kalangan independen alias tidak memiliki partai. Sementara menurut aturan, calon presiden dari kalangan independen tidak diperbolehkan mencalonkan diri, kecuali bagi pemilihan calon bupati/walikota atau calon gubernur.
Soal peluang ada tawaran melalui jalur partai, secara teoritis, Dahlan menjelaskan kemungkinan itu tertutup. Karena, partai akan mengajukan ketua umumnya untuk maju sebagai calon presiden. Sehingga menurutnya pintu melalui partai tertutup baginya.
 “Pintu tertutup bisa saja terbuka jika digedor-gedor, dan alhamdulillah saya bukan orang yang suka mengedor-gedor. Jadi secara teoritis, sulit saya kira,” kata Dahlan.
Meski begitu, Dahlan menambahkan dirinya adalah tipe manusia yang sangat percaya dengan takdir. Jika pun di masa mendatang ditakdirkan menjadi presiden, maka dirinya tidak bisa menolak. Karena Dahlan juga percaya bahwa seseorang menjabat sebagai menteri ataupun presiden ditentukan oleh takdir.
 “Saya sangat percaya untuk jabatan yang tinggi-tinggi seperti itu sangat ditentukan oleh takdir. Karena kita lihat sendiri, begitu banyak orang yang sangat ingin jadi presiden meski punya uang banyak tapi tidak bisa juga. Jadi.., apa mau jadi (presiden) ya? Yah terserah yang di atas (Tuhan, red) saja,” ungkap Dahlan diakhiri dengan tawa.

Short URL: http://radarsukabumi.com/?p=18111