PALU- Sosok Dahlan Iskan menjadi pusat perhatian pada Muktamar Nasional (Muknas) ke-28 Pelajar Islam Indonesia (PII) di Gedung Pertunjukan Taman Budaya Sulawesi Tengah, Palu, sore kemarin (11/7). Menteri BUMN RI tersebut, memberikan orasi kebangsaan di hadapan para peserta Muknas yang datang dari berbagai penjuru Indonesia.
Sebagai aktivis PII era 1970-an, Dahlan membuka orasinya dengan bernostalgia terlebih dahulu. Dia menceritakan tentang aktivitasnya di PII dan bagaimana dirinya pasca “uzlah” dari PII, serta perjalanan hidupnya hingga kini secara singkat.
Secara umum, Dahlan memberikan motivasi kepada para pengurus PII yang rata-rata adalah pelajar dan mahasiswa. Dia menekankan bahwa yang terpenting bagi pribadi seseorang adalah integritas dan karakter. Dua hal tersebut adalah kunci dari beberapa syarat untuk menjadi sukses dalam kehidupan. Termasuk untuk mencapai tujuan sesuai tema Muknas, yakni Kader Umat, Bermanfaat dan Bermartabat.
Dahlan mengakui walau dia lahir dalam keluarga miskin, namun itu tidak membuatnya lantas menjadi kecil. Dia mengaku tetap bersemangat dan bertekad untuk mengambil peran dalam kehidupan. Keinginannya itu semakin kuat setelah meninggalkan PII dan menekuni bidang jurnalistik sebagai wartawan, profesi yang diakuinya mengantarkannya pada pencapaiannya saat ini. “Integritas itu suatu prinsip yang dipegang secara independen dan terus menerus,” jelasnya.
Dia menambahkan, integritas sangat berkaitan dengan nilai seseorang. Karakter pun demikian. Orang terlebih dahulu harus bersikap jujur, sebab menurut Dahlan track record seseorang dapat dilacak melalui tingkah lakunya di masa lalu. Jika terdapat cacat, maka akan sulit dipercaya dan diamanahkan sebuah peran yang besar. Hal itu diakui Dahlan terus dijaganya hingga kini dipercayakan oleh presiden menjadi menteri.
Dahlan juga mendorong agar aktivis organisasi agar tidak senang berlama-lama mengurusi lembaga. Yang perlu dilakukan adalah tindakan nyata dan jangan terjebak pada dialog panjang. Dahlan menyarankan agar segera berbuat dan mengambil peran penting di masyarakat. Apalagi jika berbicara tentang solusi atas permasalahan bangsa.
“Banyak yang bilang bisa atau tidak bisa, tetapi yang sebenarnya adalah mau atau tidak. Keberhasilan ada ketika kita mau. Jadi berbuat dulu dan lakukan dengan sungguh-sungguh,” tegas mantan Dirut PLN ini.
Pada kesempatan itu, Dahlan menyempatkan berdialog dengan 10 orang peserta dan undangan sekitar 1 jam lebih. Selama dialog, Dahlan didampingi perwakilan KB PII dan Ketua PB PII.
Pada kesempatan itu, Dahlan menyempatkan berdialog dengan 10 orang peserta dan undangan sekitar 1 jam lebih. Selama dialog, Dahlan didampingi perwakilan KB PII dan Ketua PB PII.
Setelah berdialog, Dahlan menyempatkan diri salat Ashar di masjid terapung di depan SPBU Lere dan sidak mendadak ke PT Palindo di Pelabuhan Pantoloan, Palu Utara. Setelah itu mantan Dirut PLN tersebut langsung bertolak ke Jakarta Rabu malam, (11/7).
Soal Keinginan Jadi Capres di 2014Di Muknas ke-28 PII, Dahlan Iskan, tidak menjawab ya atau tidak saat menjawab pertanyaan jika dirinya berkeinginan menjadi calon presiden (Capres) RI pada 2014 mendatang. Dahlan, sapaan akrabnya, hanya memberikan jawaban diplomatis yang menurutnya sesuai dengan kondisi yang dihadapinya saat ini. Dahlan mengungkapkan, secara teoritis, saat ini dirinya tidak bisa mencalonkan diri sebagai presiden.
Pasalnya, dirinya berasal dari kalangan independen alias tidak memiliki partai. Sementara menurut aturan, calon presiden dari kalangan independen tidak diperbolehkan mencalonkan diri, kecuali bagi pemilihan calon bupati/walikota atau calon gubernur.
Soal peluang ada tawaran melalui jalur partai, secara teoritis, Dahlan menjelaskan kemungkinan itu tertutup. Karena, partai akan mengajukan ketua umumnya untuk maju sebagai calon presiden. Sehingga menurutnya pintu melalui partai tertutup baginya.
“Pintu tertutup bisa saja terbuka jika digedor-gedor, dan alhamdulillah saya bukan orang yang suka mengedor-gedor. Jadi secara teoritis, sulit saya kira,” kata Dahlan.
Meski begitu, Dahlan menambahkan dirinya adalah tipe manusia yang sangat percaya dengan takdir. Jika pun di masa mendatang ditakdirkan menjadi presiden, maka dirinya tidak bisa menolak. Karena Dahlan juga percaya bahwa seseorang menjabat sebagai menteri ataupun presiden ditentukan oleh takdir.
“Saya sangat percaya untuk jabatan yang tinggi-tinggi seperti itu sangat ditentukan oleh takdir. Karena kita lihat sendiri, begitu banyak orang yang sangat ingin jadi presiden meski punya uang banyak tapi tidak bisa juga. Jadi.., apa mau jadi (presiden) ya? Yah terserah yang di atas (Tuhan, red) saja,” ungkap Dahlan diakhiri dengan tawa.
0 komentar:
Posting Komentar